Teknologi garis gawang akhirnya memulai debutnya pada Piala
Dunia Brasil 2014. Setelah melalui perdebatan dan uji coba cukup lama terkait
dengan keandalannya, FIFA akhirnya menunjuk GoalControl GmbH sebagai penyedia
dan pengoperasi TGG untuk Piala Dunia yang akan bergulir 12 Juni nanti itu.
Dunia sepak bola patut berterima kasih kepada Frank Lampard.
Tendangan jarak jauh gelandang tim Inggris itu pada Piala Dunia Afrika Selatan
2010 memunculkan kontroversi yang mendorong perubahan kebijakan FIFA terkait
penggunaan teknologi garis gawang (TGG).
Gol Lampard pada laga melawan Jerman yang tidak disahkan
wasit membuat Inggris kalah dari Jerman pada laga itu. Padahal, dari rekaman
kamera televisi, jelas sekali bola masuk ke dalam gawang Jerman.
Kesalahan itu terus menghantui FIFA. Presiden FIFA Sepp
Blatter semula berkeras bahwa faktor kesalahan manusia atau wasit dalam pertandingan
sepak bola adalah bagian dari keunikan sepak bola itu sendiri. Namun, dengan
semakin biasanya penggila bola menyaksikan laga sepak bola melalui pesawat
televisi, kesalahan wasit bisa benar-benar ditelanjangi dari bukti rekaman di
televisi itu.
Perdebatan pun kemudian mengarah pada pertanyaan apakah
dianulirnya sebuah gol yang dari rekaman sebenarnya sah murni karena wasit
tidak melihat atau wasit mempunyai kepentingan untuk memenangkan salah satu
pihak?
Badan tertinggi sepak bola dunia itu akhirnya mengakui
perlunya penggunaan TGG agar kredibilitas turnamen sekelas Piala Dunia tak
diragukan sekaligus mengurangi kemungkinan wasit memiliki kepentingan untuk
memenangkan tim tertentu.
Uji coba penerapan TGG sudah dilakukan pada Piala
Konfederasi 2013 dengan hasil memuaskan. Instalasi dan uji coba sistem TGG
untuk Piala Dunia 2014 sudah dilakukan di 12 stadion penyelenggara pertandingan
Piala Dunia 2014, dan hasilnya juga memuaskan.
Bagaimana cara kerja TGG? Prinsipnya cukup sederhana, yaitu
dengan menggunakan 14 kamera berkecepatan tinggi yang ditempatkan di lapangan.
Ke-14 kamera itu lalu dibagi menjadi dua, yaitu tujuh kamera mengarah ke
tiap-tiap gawang.
Posisi bola di sekitar gawang itu secara otomatis ditangkap
secara tiga dimensi dan indikasi mengenai telah terjadi gol langsung
dikonfirmasikan kepada wasit hanya dalam waktu 1 detik melalui jam tangan
khusus untuk wasit yang berfungsi sebagai transmisi. Wasit bisa langsung
membaca apakah terjadi gol atau tidak. Sistem TGG yang digunakan pada Piala
Dunia Brasil itu memang tak berbeda dengan sistem yang telah digunakan lebih
awal di Liga Inggris.
Sistem dengan menggunakan sejumlah kamera berkecepatan
tinggi itu mengalahkan usulan teknologi garis gawang lainnya. Salah satunya
adalah sistem TGG yang memasukkan sensor cip magnetik ke dalam bola yang
digunakan.
Sistem itu juga dilengkapi dengan kabel beraliran listrik
kecil yang ditanam di sepanjang garis gawang untuk ”berkomunikasi” dengan
sensor yang ada di dalam bola tersebut. Namun, sistem ini dianggap malah bisa
mengganggu pemain sehingga sistem kamera itulah yang dipakai. (FIFA.com/OKI)
Sumber: http://bola.kompas.com/read/2014/06/05/1119001/Debut.Teknologi.Garis.Gawang.di.Piala.Dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar