Jumat, 22 November 2013

Resensi Artikel

Data Publikasi
a.       Judul Artikel        : Mengubah Sampah Menjadi Lahan Usaha
b.      Penulis                 : Rhenaldi Kasali
c.       Penerbit              : Kompas.com
d.      Tanggal Terbit    : 16 November 2013
e.      No Halaman        : -
f.        Tema                   : Bisnis
Ringkasan:
Kewirausahaan pada dasarnya adalah kegiatan perubahan. Dan perubahan dengan basis kewirausahaan berawal dari pandangan bahwa setiap masalah adalah peluang.
Jadi kalau Anda suka dengan perubahan, cobalah melakukannya dengan memecahkan masalah sampah di lokasi Anda tinggal. Semua masalah perubahan ada di sana: Ya kebiasaan, masalah sosial, mindset, resistensi warga, permainan oknum aparat pemda, keterlibatan agen-agen perubahan, sampai pengorbanan, biaya dan kreativitas untuk menjadikannya peluang usaha.
Bila dulu 80 persen sampah adalah organik, kini sebaliknya, 80 persen sampah adalah plastik dan kemasan anorganik yang sulit diurai oleh tanah. Padahal semua itu adalah biomas, bahan bakar yang bisa dipakai buat menggerakkan PLTU, dan tungku-tungku api di berbagai pabrik yang kalorinya hanya berbeda 10-20 persen dari batubara.
Bisnis Sampah
Sekitar sepuluh tahun yang lalu Rumah Perubahan pernah menaruh perhatian yang serius terhadap masalah sampah. Kami memperkenalkan wirausaha-wirausaha baru yang mengolah sampah lingkungan. Salah satunya berhasil membuat mesin pencacah skala satu kelurahan.
Tetapi masalahnya, diperlukan change management yang kuat untuk menjalankannya. Namun sebagian pengusaha cenderung tak berani melakukannya. Mereka hanya melakukan business as usual.
Jadi, pertama, harus ada keinginan dari warga agar sampahnya diurus orang lain, namun mereka harus rela membayar biayanya.
Kedua, bak-bak semen harus diganti dengan ember-ember plastik besar dengan cara lima – enam rumah memakai satu bak sampah besar. Ketiga, sampah-sampah itu diangkut dengan baktor yang biaya angkutnya murah dan bisa menembus kampung,
Keempat, harus ada sepetak tanah ukuran sekitar 100 meter persegi yang dialokasikan untuk mengolah sampah masyarakat untuk mencacah dan memilah.
Dan kelima harus ada wirausaha yang mau mengotori tangan menjalankan bisnis ini.
Nah, dimana Change-nya?
Begini. Saat program dimulai Anda akan bertemu banyak hambatan. Ada warga yang tak mau membayar, lebih senang membuang secara cuma-cuma daripada diurus orang lain. Ada banyak orang yang tak ingin bak semennya diganti, dan kalau diganti bak plastik, mereka tak ingin bak itu ditaruh di depan rumah mereka.
Anda mungkin akan menemukan bak-bak itu hilang digotong orang, atau sampah dan bak plastiknya dibakar orang-orang tertentu. Ketika kucing atau pemulung mengorek-ngorek sampah dan berceceran di luar bak, mereka yang depan rumahnya dijadikan tempat peletakkan bak plastik bersma a mudah tersinggung dan minta agar bak itu dipindahkan. Setelah itu Anda akan bertemu dengan ketua-ketua RT yang minta bagian uang sampah, bahkan mereka minta hak untuk mengumpulkannya, tetapi seringkali menunggak penyerahannya kepada Anda.
Ini baru sedikit masalah. Setelah itu Anda akan diprotes warga yang tinggal di dekat tempat pengolahan sampah. Mereka akan mengatakan “Sampah ini bau” dan mengganggu keluarga mereka. Mereka juga menuding, air tanahnya tercemar. Di tambah lagi, akan datang aparat dari kecamatan atau kotamadya yang mempersoalkan “izin pengelolaan sampah” yang tak pernah Anda ketahui.
Tapi jangan berkecil hati. Semua itu ada solusinya. Saya sendiri sudah menjalakannya dan melewati masa-masa yang lebih sulit dari yang bisa diceritakan. Dan jangan lupa, di balik itu semua ada peluang bisnis yang besar. Bau yang menyengat pun tak terjadi. Semua bisa diatasi asal anda tekun.
Seperti apa peluangnya, nanti saya lanjutkan.

Keunggulan
Pada artikel ini penulisannya mudah dimengerti untuk pembaca, dan artikel ini sangat mengispirasi / memotivasi pembaca untuk dapat berkembang dan berusaha mencari peluang untuk mejadi wirausahawan.

Kelemahan
Artikel ini belum selesai sepenuhnya dan itu membuat pembaca menjadi sedikit kecewa.

Saran
Sebaiknya jika ingin membuat artikel, buatlah artikel yang sudah lengkap / selesai.

Sumber Artikel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar