Data Publikasi
a.
Judul Artikel :
Mengubah Sampah Menjadi Lahan Usaha
b.
Penulis :
Rhenaldi Kasali
c.
Penerbit :
Kompas.com
d.
Tanggal Terbit :
16 November 2013
e.
No Halaman :
-
f.
Tema :
Bisnis
Ringkasan:
Kewirausahaan pada dasarnya adalah
kegiatan perubahan. Dan perubahan dengan basis kewirausahaan berawal dari
pandangan bahwa setiap masalah adalah peluang.
Jadi kalau Anda suka dengan
perubahan, cobalah melakukannya dengan memecahkan masalah sampah di lokasi Anda
tinggal. Semua masalah perubahan ada di sana: Ya kebiasaan, masalah sosial,
mindset, resistensi warga, permainan oknum aparat pemda, keterlibatan agen-agen
perubahan, sampai pengorbanan, biaya dan kreativitas untuk menjadikannya
peluang usaha.
Bila dulu 80 persen sampah adalah
organik, kini sebaliknya, 80 persen sampah adalah plastik dan kemasan anorganik
yang sulit diurai oleh tanah. Padahal semua itu adalah biomas, bahan bakar yang
bisa dipakai buat menggerakkan PLTU, dan tungku-tungku api di berbagai pabrik
yang kalorinya hanya berbeda 10-20 persen dari batubara.
Bisnis Sampah
Sekitar sepuluh tahun yang lalu
Rumah Perubahan pernah menaruh perhatian yang serius terhadap masalah sampah.
Kami memperkenalkan wirausaha-wirausaha baru yang mengolah sampah lingkungan.
Salah satunya berhasil membuat mesin pencacah skala satu kelurahan.
Tetapi masalahnya, diperlukan
change management yang kuat untuk menjalankannya. Namun sebagian pengusaha
cenderung tak berani melakukannya. Mereka hanya melakukan business as usual.
Jadi, pertama, harus ada keinginan
dari warga agar sampahnya diurus orang lain, namun mereka harus rela membayar
biayanya.
Kedua, bak-bak semen harus diganti
dengan ember-ember plastik besar dengan cara lima – enam rumah memakai satu bak
sampah besar. Ketiga, sampah-sampah itu diangkut dengan baktor yang biaya
angkutnya murah dan bisa menembus kampung,
Keempat, harus ada sepetak tanah
ukuran sekitar 100 meter persegi yang dialokasikan untuk mengolah sampah
masyarakat untuk mencacah dan memilah.
Dan kelima harus ada wirausaha yang mau mengotori tangan menjalankan
bisnis ini.
Nah, dimana Change-nya?
Begini. Saat program dimulai Anda
akan bertemu banyak hambatan. Ada warga yang tak mau membayar, lebih senang
membuang secara cuma-cuma daripada diurus orang lain. Ada banyak orang yang tak
ingin bak semennya diganti, dan kalau diganti bak plastik, mereka tak ingin bak
itu ditaruh di depan rumah mereka.
Anda mungkin akan menemukan bak-bak
itu hilang digotong orang, atau sampah dan bak plastiknya dibakar orang-orang
tertentu. Ketika kucing atau pemulung mengorek-ngorek sampah dan berceceran di
luar bak, mereka yang depan rumahnya dijadikan tempat peletakkan bak plastik
bersma a mudah tersinggung dan minta agar bak itu dipindahkan. Setelah itu Anda
akan bertemu dengan ketua-ketua RT yang minta bagian uang sampah, bahkan mereka
minta hak untuk mengumpulkannya, tetapi seringkali menunggak penyerahannya
kepada Anda.
Ini baru sedikit masalah. Setelah
itu Anda akan diprotes warga yang tinggal di dekat tempat pengolahan sampah.
Mereka akan mengatakan “Sampah ini bau” dan mengganggu keluarga mereka. Mereka
juga menuding, air tanahnya tercemar. Di tambah lagi, akan datang aparat dari
kecamatan atau kotamadya yang mempersoalkan “izin pengelolaan sampah” yang tak
pernah Anda ketahui.
Tapi jangan berkecil hati. Semua
itu ada solusinya. Saya sendiri sudah menjalakannya dan melewati masa-masa yang
lebih sulit dari yang bisa diceritakan. Dan jangan lupa, di balik itu semua ada
peluang bisnis yang besar. Bau yang menyengat pun tak terjadi. Semua bisa
diatasi asal anda tekun.
Seperti apa peluangnya, nanti saya lanjutkan.
Keunggulan
Pada artikel ini penulisannya mudah dimengerti untuk
pembaca, dan artikel ini sangat mengispirasi / memotivasi pembaca untuk dapat
berkembang dan berusaha mencari peluang untuk mejadi wirausahawan.
Kelemahan
Artikel ini belum selesai sepenuhnya dan itu membuat pembaca
menjadi sedikit kecewa.
Saran
Sebaiknya jika ingin membuat artikel, buatlah artikel yang
sudah lengkap / selesai.
Sumber Artikel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar